TUGAS SOFTSKILL 2 EKONOMI TEKNIK
CASH FLOW
A. Pengertian Cash Flow
Cash Flow berasal dari dua suku kata, yaitu cash yang artinya
uang dan flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran
uang. Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas
dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan dalam satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas
atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh
peusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan
ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode
tertentu (biasanya satu tahun buku).
Hal yang harus diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang
dimiliki suatu perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan
perusahaan menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.
· Fungsi Cash
Flow
Fungsi dari cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi
pada berbagai waktu. Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang
berbeda. Contohnya pada periode awal nominal uang kita sebesar Rp. 100000,00. Akan
tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang kita belum tentu sebesar
Rp. 100000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring bertambahnya
waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00
pada periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring
bertambahnya waktu.
Cash flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu:
1. Fungsi likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif
tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan yang
bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang
dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Fungsi capital growth, dana yang diperuntukkan
untuk penambahan / perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
• Initial Cash
Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan
dan lain-lain. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow).
• Operational
Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
karena itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).
• Terminal Cash
Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek.
• Cash flow
mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan lain:
• Komposisi
penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.
• Perusahaan
hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
• Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget uang misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya.
B. Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
• Menentukan
minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
• Menyusun
perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
• Menyusun
kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.
Cara lain dalam penyusunan cash flow adalah:
• Membuat garis horizontal menunjukkan skala waktu
• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan penerimaan atau inflow (+).
• Membuat tanda panah keatas jika menyatakan pengeluaran atau outflow (-).
• Cash flow dapat dilihat dari pihak siapa saja, karena masuk pada peminjam
= keluar bagi pemberi.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
P (Present) adalah nilai uang pada saat dimulai proyek (pada saat sekarang) yaitu pembayaran yang hanya berlangsung hanya sekali pada tahun ke-0.
F (Future) adalah pembayaran pada saat periode yang akan dating yaitu pembayaran yang akan datang yaitu pembayaran yang hanya berlangsung sekali pada tahun ke –n (sembarang).
A (Annual) adalah pembayaran seri (tabungan) yaitu pembayaran yang terjadi
berkali-kali tiap tahun dalam jumlah yang sama besar dilakukan tahun pertama hingga
tahun ke –n sebesar A.
Gradien naik adalah pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang sama secara seragam.
Gradien turun pembayaran yang terjadi berkali-kali tiap tahun naik yang
menurun secara seragam.
C. Perhitungan Aliran Uang ( Cash Flow )
Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
Pendapatan
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
|
Kas KeluarKas Masuk
|
Rp. 200 jutaRp. 100 juta
|
Laba Sebelum pajak (EBT)
|
Rp. 100 juta
|
||
Pajak 50%
|
Rp. 50 juta
|
||
Laba Setelah Pajak (EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan
= 50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan
ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan
keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca
dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi
sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai
berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
CF1
CF2 CF3
CFN
PV =
+ +
+….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2
(1+i)3
(1+i)n
NPV= ∑ PV Cash flow – Nilai
Investasi (Original investment)
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Interest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present valueOriginal investment
|
Rp. 60.086.000Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50
juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta
selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)
|
Cash Flow(2)
|
Intrest Rate(3)
|
Present Value(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present valueOriginal investment
|
Rp. 74.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya
diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini peneliti ingin mengadakan
perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan
menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat
perkiraan cash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi
sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan
arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit
sharing!
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 20.700.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi
tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih
kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkanprofit
sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah
bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip
keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah
nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana
dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit Sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 51.750.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50,
jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek
investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50
juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta
selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan dengan nisbah bagi
hasil 80:20.
Tahun(1)
|
Cash flow(2)
|
Nisbah Bagi Hasil(3)
|
Profit sharing(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total ProfitJumlah Investasi
|
Rp. 25.000.000Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi
tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana
sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut
dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp.
-25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah
bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil
60:40 jumlah antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan
analisis kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan
nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena
pihak investor akan mengalami kerugian.
Contoh : Tabel dan
Diagram Cash Flow
Pencatatan Biaya
Operasiaonal
Bulan Maret Tahun 2016
Tgl.
|
Perkiraan OCIF
|
Nilai (Rp)
|
Tgl.
|
Perkiraan OCOF
|
Nilai (Rp)
|
||
1
|
Penerimaan Operasi
|
12.000.000
|
1
|
||||
2
|
2
|
Biaya Operasi
|
500.000
|
||||
3
|
3
|
Biaya Produksi
|
3.000.000
|
||||
4
|
Penerimaan Operasi
|
3.000.000
|
4
|
||||
5
|
dst
|
||||||
6
|
6
|
Biaya Operasi
|
1.000.000
|
||||
7
|
Penerimaan Operasi
|
7.000.000
|
7
|
||||
dst
|
Dst
|
||||||
25
|
25
|
Biaya Operasi
|
300.000
|
||||
26
|
26
|
Biaya Produksi
|
6.000.000
|
||||
27
|
Penerimaan Operasi
|
5.000.000
|
27
|
||||
28
|
Penerimaan Operasi
|
4.000.000
|
28
|
Biaya Operasi
|
400.000
|
||
29
|
29
|
Biaya Produksi
|
2.400.000
|
||||
30
|
30
|
||||||
31
|
31
|
||||||
SALDO KURANG
|
SALDO LEBIH
|
17.400.000
|
|||||
JUMLAH
|
31.000.000
|
JUMLAH
|
31.000.000
|
||||
Catatan :
1. Saldo Lebih hanya diisi apabila Total
OCIF lebih besar daripada Total OCOF
2. Saldo Kurang hanya diisi apabila
Total OCIF lebih kecil daripada Total OCOF
3. Tanggal ditulis lengkap selama satu
bulan, dari tanggal 1 hingga 30 atau 31 Apabila tidak terjadi transaksi
pada tanggal tertentu, perkiraan dikosongkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar